Kejujuran itu indah
DEFINISI JUJUR
Jujur bermakna keselarasan
antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai
dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka
dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada
perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai
dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat riya’ tidaklah
dikatakan sebagai seorang yang jujur kerana dia telah menampakkan
sesuatuyang berbeza dengan apa yang dia sembunyikan (di dalambatinnya).
Demikian juga seorang munafik tidaklahdikatakan sebagai
seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang
bertauhid,padahal sebaliknya. Hal yang sama berlaku juga pada pelaku bid’ah;
secara lahiriah nampak sebagai seorang pengikut Nabi, tetapi hakikatnya dia
menentang baginda yang jelas,kejujuran merupakan sifat seorang yang
beriman,sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.Imam
Ibnul Qayyim berkata,Iman asasnya adalah kejujuran (kebenaran) dan nifaq asasnya adalah kedustaan.
Maka,tidak akan pernah bertemu antara kedustaan dan keimanan
melainkan akan saling bertentangan satu samalain. Allah mengkhabarkan bahwa
tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya
dariazab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).Allah
berfirman,
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orangyang benar
kebenaran mereka.”
(QS. al-Maidah: 119)
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
(QS. az-Zumar: 33)
KEUTAMAAN JUJUR
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur kerana kejujuran merupakan
mukadimah akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak tersebut,
sebagaimana dijelaskan oleh Nabi,
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.”
Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna
kebaikan,ketaatan kepada Allah, dan berbuat kebajikan kepada sesamainsan.
Sifat jujur merupakan alamat keislaman, timbangan keimanan, dasar
agama, dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Baginya
kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya,seorang hamba
akan mencapai darjat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Kejujuran senantiasa mendatangkan berkah, sebagaimana disitirdalam hadis yang diriwayatkan dari Hakim bin
Hizam dari Nabi,beliau bersabda,
“Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir selagi mereka
belum berpisah. Seandainya mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai
barang yang diperjualbelikan, mereka akan mendapat berkah dalam jual beli
mereka. Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan mengenai apa-apa yang
harus diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, maka akan terhapus
keberkahannya.”
Dalam kehidupan sehari-hari
–dan ini merupakan bukti yangnyata– kita dapati seorang yang jujur dalam
bermuamalah dengan orang lain, rezekinya lancar-lancar saja, orang lain berlumba-lumba
datang untuk bermuamalah dengannya, kerana merasa tenang bersamanya dan ikut
mendapatkan kemulian dannama yang baik. Dengan begitu sempurnalah baginya kebahagian
dunia dan akhirat. Tidaklah kita dapati seorang yang jujur, melainkan
orang lain senang dengannya, memujinya. Baik teman maupun lawan merasa tentram
dengannya. Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiripun tidak merasa aman,
apalagi musuh atau lawannya. Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur, dan alangkah
buruknya perkataan seorang pendusta.Orang yang jujur diberi amanah baik berupa
harta, hak-hak dan juga rahsia-rahsia. Kalau kemudian melakukan kesalahan
atau kekeliruan, kejujurannya -dengan izin Allah- akan dapat menyelamatkannya.
Sementara pendusta, sebiji sawipun tidakakan dipercaya. Jikapun terkadang
diharapkan kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan
kepercayaan.Dengan kejujuran maka sah-lah perjanjian dan tenanglah hati.
Barang siapa jujur dalam berbicara, menjawab,memerintah (kepada
yang ma’ruf), melarang (dari yangmungkar), membaca, berzikir, memberi,
mengambil,maka ia disisi Allah dan sekalian manusia dikatakansebagai orang yang
jujur, dicintai, dihormati dandipercaya. Kesaksiaannya merupakan
kebenaran,hukumnya adil, muamalahnya mendatangkan manfaat,majlisnya memberikan
barakah karena jauh dari riya’mencari nama. Tidak berharap dengan
perbuatannyamelainkan kepada Allah, baik dalam salatnya, zakatnya,puasanya,
hajinya, diamnya, dan pembicaraannya semuanya hanya untuk Allah semata, tidak
menghendaki dengan kebaikannya tipu daya ataupun khianat.
Tidak menuntut balasan ataupun rasa terima kasih
kecualikepada Allah.
Menyampaikan kebenaran walaupun pahit dan tidak mempedulikan
celaan para pencela dalamkejujurannya. Dan tidaklah seseorang bergaul dengannya
melainkan merasa aman dan percaya pada dirinya,terhadap hartanya dan
keluarganya.
Maka dia adalah penjaga amanah bagi orang yang masih hidup,
pemegang wasiat bagi orang yang sudah meninggal dan sebagaipemelihara harta
simpanan yang akan ditunaikan kepadaorang yang berhak.Seorang yang beriman dan
jujur, tidak berdusta dan tidak mengucapkan kecuali kebaikan. Berapa
banyak ayat dan hadis yang menganjurkan untuk jujur dan benar, sebagaimana firman-firman
Allah yang berikut,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepadaAllah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yangbenar.”
Opini saya
tentang kejujuran, sifat jujur adalah cerminan sikap seseorang yang patut kita
tiru untuk menjaga nama baik kita sendiri. Karena dengan bersikap jujur kita
telah membiasakan diri dengan bersikap tenang, tawakal dan sabar.
Jujur itu
emas, itu adalah potongan kalimat yang sangat bermakna dalam. Buah dari
kejujuran yang kita lakukan tentu sangat positif untuk kehidupan kita
sehari-hari. Karan dengan bersifat jujur kita akan mendapat kepercayaan dari
orang lain dan tentu saja akan mendapatkan respon yang baik pula sesuai dengan
apa yang telah kita lakukan .
Seperti kata
pepatah “apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai”. Sangat jelas disana
dikatakan bahwa, setiap orang yang melakukan kebohongan satu kali, ia akan
melakukan kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Hal ini sangat
tidak disukai oleh Allah SWT, karena berbohongn adalah sifat yang dimiliki oleh
setan.
Dampak dari
kebohongan itu sendiri pun sangat berakibat fatal yakni, kita akan kehilangan
kepercayaan dari orang-orang yang sebelumnya mempercayai kita .
Dalam sisi
lain jujur dapat kita simpulkan dengan sikap introspeksi diri, yang bermaksud
agar kita tidak pernah melakukan kesalahan yang sama. Buatlah banyak kesalahan,
tapi jangan di ulangi intinya jika kita telah berbohong kepada seseorang mulai
lah degan hal kecil untuk berbicara jujur dengan nya agar komunikasi pun tidak
terputus hanya karena batasan kebohongan.
Jangan pernah
malu untuk berkata jujur, karena jika kita merasa malu justru kita telah
berbohong pada diri kita sndiri. Katakana yang sejujurnya walau itu pahit.
Dan jangan
pernah menyesal karena penyesalan tidak akan usai jika kita tidak melakukan
perubahan dengan bersikap jujur untuk kedepannya. Tapi perbaikilah
kesalahan-kesalah yang kita buat sebelumnya untuk menarik kembali kepercayaan
orang lain terhadap kita karena kepercayaan itu mahal harganya.
Komentar
Posting Komentar