apakah boleh bohong demi kebaikan

“saya juga gatau apakah bohong itu boleh dilakukan untuk berbuat baik”
tapi bohong tidak boleh dilakukan untuk menbela diri ketika kita melakukan kesalahan, kita harus bertanggung jawab”

Kebohongan merupakan suatu cara manusia melakukan sebuah pengelakan dari akan sebuah realita untuk diberitahukan kepada pihak-pihak tertentu yang dapat berupa pemutarbalikan fakta atau pengarahan ke arah yang salah dari yang sebenarnya. Apa yang menyebabkan seseorang berbohong? Dan mengapa ia harus pula melakukannya? Jan
gan lupakan bahwa tindak
kebohongan merupakan pengkhianatan terhadap sebuah kepercayaan dan merupakan salah satu bentuk dari pembunuhan hati nurani kita sebagai makhluk berakal budi.
Kebohongan atau ketidakjujuran dapat meliputi membohongi diri sendiri, membohongi orang lain, atau ‘berusaha’ membohongi Tuhan. Dan selama itu dalam konteks tersebut, segala tindakan itu tak dapat dibenarkan apapun alasannya.


Lalu bagaimana cara kita menghadapi sebuah realita yang tak mengenakkan? Semua itu hanyalah masalah proses. Proses bagaimana kita harus memberikan informasi, dan kadar informasi yang perlu kita berikan. Kita pun dapat menolak jika kita merasa dipaksa untuk memberikan informasi yang bersifat pribadi secara halus. Jika kita memang bersih, mengapa haru risih saat mengatakan hal yang sebenarnya.

Dan mengapa kita masih merasa perlu berbohong pula? Mungkin oleh karena kita sebagai manusia telah dicemari oleh gaya hidup yang selama ini mewarnai pola perilaku kita sehari-harinya yang banyak mengutamakan ‘keselamatan’ diri akan kitidakberdayaan kita tentang realita yang sebenarnya. Ada sebagian orang yang melakukan kebohongan dan berpendapat bahwa ia melakukan kebohongan tersebut demi sebuah kebaikan, tapi apakah memang benar seperti itu? ataukah itu hanya dilakukan demi kepentingan dirinya atau untuk menyelamatkan diri sendiri? Perbedaannya sangatlah tipis & cenderung untuk berubah arah.
Banyak yang menganggap berbohong demi kebaikan tidaklah salah, namun jangan lupa bahwa kebohongan merupakan suatu ‘penyakit kronis’ yang mengakar dalam diri manusia setiap ia melakukannya. Dan dengan begitu, kebiasaan berbohong itu dapat dilakukan secara terus menerus dan tertumpuk-tumpuk hingga berubah menjadi kebohongan yang nyata arahnya merugikan yang lain bahkan sampai tak lagi ia merasa telah berbohong.

Berbohong akan membuahkan ketidakpercayaan dari tiap insan disekitar kita. Bahkan bagi yang berbohong akan mencurigai orang lain akan berbohong kepadanya dalam sebuah kasus yang sama ketika ia pun berbohong. Ketidakpercayaan itu akan membuat kegelisahan kita untuk memperoleh kenyataan yang sebenarnya. Dan itu tidak menyenangkan tentunya.
Kepercayaan sangat mahal harganya, sedangkan kebohongan tak berharga sama sekali.
Sebagai manusia beriman, tentunya kita ingin dipercaya oleh Tuhan bukan? Dipercaya untuk diberikan hal-hal menakjubkan yang tak kita duga seperti misalnya dipercaya untuk memperoleh rezeki yang melimpah dan dipercaya untuk berada di sampingnya sebagai anaknya yang jujur dan dapat dipercayainya. Oleh karena itulah, dengan berusaha mengurangi kebiasaan berbohong dalam kadar bagaimanapun hingga bahkan menghilangkannya dari pola perilaku kita sehari-hari.

Bohong kepada anak kecil
 
Kita boleh berbohong kepada anak kecil, misalnya anak kita sendiri, tentu saja dilakukan demi suatu kebaikan dan tidak asal berbohong yang dapat membuat anak kita semakin bodoh. Contoh berbohong yang dapat dilakukan adalah ketika si kecil menangis dan meminta ikut bersama ayahnya bekerja, kita boleh berbohong dan berkata bahwa ayah akan pergi ke tempat orang jahat atau apa saja yang membuat si kecil mau diam dirumah. Mungkin cara ini kurang bagus, tapi hal seperti boleh dilakukan ketika keadaan mendesak.

Bohong kepada musuh
 
Berbohong kepada musuh tentu saja boleh dilakukan. Musuh disini bisa berarti orang jahat. Contoh ketika seorang penjahat menodong anda dan meminta semua uang dan perhiasan anda, kita boleh saja berbohong dan tidak mengeluarkan semuanya. Ini salah satu contoh, masih banyak contoh lainnya.

Bohong kepada pembeli
 
Seorang pedagang/penjual boleh bohong kepada pembeli, misalnya dengan mengatakan bahwa harga barangnya sudah sangat murah, atau misalnya mengatakan bahwa untung yang dia dapatkan dari menjual barang itu hanya sedikit. Asalkan masih dalam batas kewajaran, kehobongan seperti ini boleh dilakukan.

Bohong kepada orang sakit
 
Satu lagi kebohongan yang boleh dilakukan adalah berbohong kepada orang yang sedang sakit. Misalnya berkata “tenanglah, besok kamu pasti sembuh” atau “dokter bilang kamu tidak apa-apa, cuma butuh istirahat“, padahal orang sakit tersebut mengalami sakit yang cukup serius. Kata-kata yang mungkin bohong tapi demi mendorong semangat si sakit boleh saja dilakukan.
apa lagi ini udah kayanknya

Komentar

Postingan Populer